Senin, 30 Maret 2009

Sekilas tentang cileungsi





Cileungsi adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.

Kecamatan Cileungsi adalah salah satu kecamatan di Wilayah Timur Kabupaten Bogor, yang terbagi menjadi 12 desa. Kecamatan ini adalah salah satu daerah industri di kawasan Jabodetabek. Alasan utama Kecamatan ini menjadi daerah industri adalah karena jarak tempuh kecamatan ini dari daerah Cawang Jakarta yang hanya sekitar 30 menit dan kelengkapan fasilitas umum yang dimilikinya.

Kecamatan Cileungsi dapat dicapai melalui Jalan tol Jagorawi keluar dari pintu tol Cibubur lewat jalan alternatif Cibubur-Cileungsi. Jalan ini telah menjadi salah satu daerah utama pengembangan kawasan pemukiman di Jabodetabek.

Berdasarkan sensus yang dilakukan pada tahun 2002, jumlah penduduk di Kecamatan ini sekitar 123.000,- jiwa. Untuk mendukung kebutuhan hidup sehari-hari penduduknya, Kecamatan ini telah memiliki fasilitas umum yang cukup memadai, seperti sekolah dari tingkat dasar hingga lanjutan, pasar tradisional dan modern, serta Rumah Sakit. Rumah Sakit terbesar dan terlengkap di Kecamatan ini adalah Rumah Sakit Mary Cileungsi.

Selain sebagai daerah industri, Kecamatan ini juga memiliki tempat wisata yang cukup dikenal di Jabodetabek, yaitu Taman Wisata Mekar Sari. Dengan luas 264 Hektar, Taman Wisata ini merupakan salah satu pusat pelestarian buah-buahan tropika terbesar di dunia. Selain menawarkan wisata alam, Taman ini juga menawarkan paket outbond dan pemancingan di danau yang dimilikinya.

Cileungsi negeri sejuta harapan




Cileungsi negeri sejuta harapan
cileungsi negeri sejuta harapan
ya mungkin bagi sebagian orang sebuah kota tak begitu berati
namun tentu beda bagi para pendatang dari
luar pulau jawa mereka menaroh banyak harapan untuk meraih sukses
judul ini mungkin mewakili sebagian orang yang kini tinggal di cileungsi

cileungsi masyarakatnya kini suda multikultural
berbagai ras hadir disini ada jawa, sunda, batak, medan, sumatra
dan yang lainnya. termasuk diri saya walau bukan termasuk orang cileungsi
tapi saya cukup bangga tinggal disini
banyak hal yang sudah dapatkan dikota ini
ya.. memang saya menaroh sejuta harapan di kota kecil
yang bernama cileungsi ini..

bagimana dengan anda sahabat... apakah anda punya sejuta harapan ditempat
anda tinggal??

Radio di Cileungsi






cileungsi juga semakin berkembang salah satunya dengan bermunculan radio, baik radio komersil maupun radio komunitas, seperti radio yang sudah terkenal dibogor timur radio dos-q 94,9fm, radio rodja dan radio yang lainnya. cileungsi juga mempunyai media cetak seperti media transyogi.

anda bisa menungjungi http://www.dosqradio.blogspot.com




Sejarah singkat kabupaten bogor


SEJARAH SINGKAT
Pada tahun 1745, cikal bakal masyarakat Bogor semula berasal dari sembilan kelompok pemukiman digabungkan oleh Gubernur Baron Van Inhof menjadi inti kesatuan masyarakat Kabupaten Bogor. Pada waktu itu Bupati Demang Wartawangsa berupaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan kesejahteraan rakyat yang berbasis pertanian dengan menggali terusan dari Ciliwung ke Cimahpar dan dari Nanggewer sampai ke Kalibaru/Kalimulya. Penggalian untuk membuat terusan kali dilanjutkan di sekitar pusat pemerintahan, namun pada tahun 1754 pusat pemerintahannya terletak di Tanah Baru kemudian dipindahkan ke Sukahati (Kampung Empang sekarang).

Terdapat berbagai pendapat tentang lahirnya nama Bogor itu sendiri. Salah satu pendapat menyatakan bahwa nama Bogor berasal dari kata Baghar atau Baqar yang berarti sapi dengan alasan terdapat bukti berupa patung sapi di Kebun Raya Bogor. Pendapat lainnya menyebutkan bahwa nama Bogor berasal dari kata Bokor yang berarti tunggul pohon enau (kawung). Pendapat di atas memiliki dasar dan alasan tersendiri diyakini kebenarannya oleh setiap akhlinya. Namun berdasarkan catatan sejarah bahwa pada tanggal 7 April 1752 telah muncul kata Bogor dalam sebuah dokumen dan tertulis Hoofd Van de Negorij Bogor, yang berarti kepala kampung Bogor. Pada dokumen tersebut diketahui juga bahwa kepala kampung itu terletak di dalam lokasi Kebun Raya itu sendiri mulai dibangun pada tahun 1817.

Perjalanan sejarah Kabupaten Bogor memiliki keterkaitan yang erat dengan zaman kerajaan yang pernah memerintah di wilayah tersebut. Pada empat abad sebelumnya, Sri Baduga Maharaja dikenal sebagai raja yang mengawali zaman kerajaan Pajajaran, raja tersebut terkenal dengan 'ajaran dari leluhur yang dijunjung tinggi yang mengejar kesejahteraan'. Sejak saat itu secara berturut-turut tercatat dalam sejarah adanya kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah tersebut, yaitu:
-

Kerajaan Taruma Negara, diperintah oleh 12 orang raja. Berkuasa sejak tahun 358 sampai dengan tahun 669.
-

Kerajaan Galuh, diperintah oleh 14 raja. Berkuasa sejak 516 hingga tahun 852.
-

Kerajaan Sunda, diperintah oleh 28 raja. Bertahta sejak tahun 669 sampai dengan tahun 1333. Kemudian dilanjutkan Kerajaan Kawali yang diperintah oleh 6 orang raja berlangsung sejak tahun 1333 hingga 1482.
-

Kerajaan Pajajaran, berkuasa sejak tahun 1482 hingga tahun 1579. Pelantikan raja yang terkenal sebagai Sri Baduga Maharaja, menjadi satu perhatian khusus. Pada waktu itu terkenal dengan upacara Kuwedabhakti, dilangsungkan tanggal 3 Juni 1482. Tanggal itulah kiranya yang kemudian ditetapkan sebagai hari Jadi Bogor yang secara resmi dikukuhkan melalui sidang pleno DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor pada tanggal 26 Mei 1972.

Pada tahun 1975, Pemerintah Pusat (dalam hal ini Menteri Dalam Negeri) menginstruksikan bahwa Kabupaten Bogor harus memiliki Pusat Pemerintahan di wilayah Kabupaten sendiri dan pindah dari Pusat Pemerintahan Kotamadya Bogor. Atas dasar tersebut, pemerintah daerah Tingkat II Bogor mengadakan penelitian dibeberapa wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor untuk dijadikan calon ibu kota sekaligus berperan sebagai pusat pemerintahan. Alternatif lokasi yang akan dipilih diantaranya adalah wilayah Kecamatan Ciawi (Rancamaya), Leuwiliang, Parung dan Kecamatan Cibinong (Desa Tengah).

Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa yang diajukan ke pemerintah Pusat untuk mendapat persetujuan sebagai calon ibu kota adalah Rancamaya wilayah Kecamatan Ciawi. Akan tetapi pemerintah Pusat menilai bahwa Rancamaya masih relatif dekat letaknya dengan pusat pemerintahan Kotamadya Bogor dan dikhawatirkan akan masuk ke dalam rencana perluasan dan pengembangan wilayah Kotamadya Bogor. Oleh karena itu atas petunjuk pemerintah Pusat agar pemerintah daerah Tingkat II Bogor mengambil salah satu alternatif wilayah dari hasil penelitian lainnya.

Dalam sidang Pleno DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor tahun 1980, ditetapkan bahwa calon ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor terletak di Desa Tengah Kecamatan Cibinong. Penetapan calon ibu kota ini diusulkan kembali ke pemerintah Pusat dan mendapat persetujuan serta dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1982, yang menegaskan bahwa ibu kota pusat pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor berkedudukan di Desa Tengah Kecamatan Cibinong. Sejak saat itu dimulailah rencana persiapan pembangunan pusat pemerintahan ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor dan pada tanggal 5 Oktober 1985 dilaksanakan peletakan batu pertama oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bogor pada saat itu.

(Sumber : Kabupaten Bogor dalam angka, 2007)